Minggu, 09 Februari 2014

HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR


A.    Pendahuluan
Kata belajar mungkin tidak asing bagi kita karena istilah ini umum digunakan dalam keseharian. Dengan upaya mendapatkan informasi, pengetahuan, ketrampilan baru yang belum diketahui atau untuk memperluas pengetahuan tentang sesuatu yang sebelumnya dimiliki.
Meskipun istilah belajar  tidak asing lagi bagi kita, namun dipandang perlu untuk mengkaji kembali secara lebih mendalam agar dapat menemukan makna dari belajar sekaligus mengklarifikasi kegiatan-kegiatan dalam belajar sudah sesuaikah dengan hakikat belajar yang sesungguhnya, terutama mengacu pada paradigm pembelajaran yang telah kita bahas dalam bab selanjutnya. Oleh sebab itu, pada bagian ini anda diajak untuk membahas hakikat dan cirri-ciri belajar dimulai dari pengertian belajar, tujuan, prinsip-prinsip belajar dan implikasi prinsip-prinsip beljar dalam pembelajaran.
1.      Menjelaskan pengertian belajar.
2.      Membedakan pengertian belajar menurut beberapa aliran.
3.      Menguraikan tujuan belajar.
4.      Memberikan contoh implementasi tujuan belajar pada kegiatan pembelajaran.
5.      Menganalisis implikasi prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran.

2.      MATERI
PENGERTIAN BELAJAR
Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah mengurupulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. Dalam belajar, pengetahuan tersebutdikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak. Orang yang banyak  pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar. Seorang murid yang sedang mengerjakan tugas-tugasmatematika biasa disebut sedang belajar. Orang yang sedang menimba pengetahuan pada bangku sekolah lazim juga dikenal sebagai pelajar. Bahkan orang yang banyak menguasai ilmu pengetahuan lazim dikenal dengan kaum terpelajar. Singkat perkataan, belajar dalam pengertian umum atua populer adalah suatu upaya yang dimaksudkanuntuk menguasai sejumlah pengetahuan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui pengalaman.(leaming is defined as the modifkation or strengthening of behavior throughexperincing). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapilebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasillatihan, melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang mengatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, danseterusnya. Sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsisan lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas,tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengeritan ini menitik beratkan pada interaksi antaraindividu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. William Burton mengemukakan bahwa : A good leaming situation consist of arkh and baried series of leaming experiences unified around a vigorous purpose, andcarried on in interaction with a rkh, varried and provocative environment. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :a. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima baik oleh masyarakat.Tujuan merupakan salah satu aspek dari belajar. b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.c. Di dalam mencapai tujuan itu, siswa senantiasa akan menemui kesulitan, rintangan-rintangan dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan.d. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenamya. Belajar apa yangdiperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.f.Teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka berbarengan dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Justru dapat dikatakan, bahwa dengantumbuhnya pengetahuan tentang belajar, maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang secara pesat. Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan di jaman mutakhir ini muncullah secara beruntun aliran psikologi pendidikan masing-masingyaitu :- Psikologi behavioristik - Psikologi kognitif - Psikologi humanistik 
a.       Psikologi Behavioristik
Menurut pandangan ini, belajar dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari lingkungan. Guru mengkondisikan sedemikian sehingga pembelajar atau siswa mau belajar. Mengajar dengan demikian dilaksanakan dengan kondisioning, pembiasaan, peniruan. Hadian dan hukuman sering ditawarkan dalam mengajar dan belajar demikian. Kedaulatan guru dalam belajar demikian relatif tinggi, sementara kedaulatan siswa sebalikya, relatif rendah.
b.      Psikologi Humanistik
Pandangan humanistik ini merupakan anti tesa pandangan behavioristik. Dalam pandangan demikian, belajar dapat dilakukan sendiri oleh siswa. Dalam belajar demikian siswa senantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru. Peranan guru dalam mengajar dan belajar demikian relatif rendah, sementara kedaulatanguru relatif rendah.
c.       Psikologi Sosial
Pandangan ini merupakan konvergensi dari pandangan behavioristik dan humanistik. Menurut pandangan demikian belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan kontrolinstrumental yang berasal dari lingkungan. Oleh karena itu, metode belajar yang cocok dalam pandangan ini adalah eksperimentasi.
d.      Teori Belajar Gagne
Gagne mengkategorikan taksonomi hasil belajar dalam lima komponen, yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. Ia mengatakan, hal tersebut dikarenakan atas asumsi bahwa hasil belajar yang berbeda tersebut memerlukan kondisi belajar yang berbeda pula.Artinya, untuk membangun strategi kognitif siswa memerlukan kondisi berbeda dengan ketika kita ingin membangun sikap atau keterampilan motorik. Hal kedua dari teorinya Gagne adalah kondisi belajar khusus (specifik learning condition). Ia menekankan bahwa sangatlah penting untuk mengkategorisasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan tipe hasil belajar, alias taksonomi seperti dijelaskan di atas. Dengan cara seperti ini guru/tutor/dosen dapat merancang pembelajarannya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Ia juga menekankan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, harus sangat-sangat memperhatikan kondisi khusus (critical condition) yang harus disiapkan untuk mencapai itu.
CIRI - CIRI BELAJAR 
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman. Oleh karena itu, ada sejumlah ciri belajar yangdapat dibedakan dengan kegiatan-kegiatan lain selain belajar. Pertama, belajar dibedakan dengan kematangan. Kedua, belajar dibedakan dengan perubahan kondisifisik dan mental. Ketiga hasil belajar bersifat relatif menetap. Berdasarkan pengertian belajar diatas maka pada hakikatnya "belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannyayang berulang-ulang, dan perubahan tingkah taku tersebut tak dapat dijelaskan atasdasar kecendrungan-kecendrungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek (misalnya keletihan, dsb)".
1)      Belajar berbeda dari kematangan
Kematangan adalah sesuatu yang dialami oleh manusia karena perkembangan- perkembangan bawaan. Tanpa melalui aktivitas belajarpun, pada saat tertentu, orang akan mengalami kematangan. Oleh karena itu, kematangan akan dialami olehseseorang, meskipun ia sendiri tidak mensengaja. Kematangan yang ada pada diriseseorang juga bukan karena satu upaya yang dilakukan oleh orang lain (misalnya sajaguru).Kematangan umumnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan pada diriseseorang, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Adanya perubahan pada diriseseorang semisal dari belum bisa berjalan pada umur tertentu menjadi bisa berjalan pada umur selanjutnya, tidaklah akibat dari aktivitas belajar. Demikian juga, dariseseorang belum bisa berbkara kemudian menjadi bisa berbkara, juga bukan karenaaktivitas belajar melainkan karena adanya proses kematangan. Berbeda dengan belajar,ia adalah suatu proses yang disengaja dan secara sadar. Belajar adalah suatu aktivitasyang dirancang, atau sebagai akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya.
2)             Adanya perubahan kondisi fisik dan mental
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disengaja. Perubahan tersebut bisa berupa dari tidak talm menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti,dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengedakan sesuatu, darimemberikan respon yang salah atas stimulus-stimulus ke arah memberikan respon yang benar. Berarti perubahan fisik dari kecil menjadi besar, dari kurus menjadi gemuk, dan pendek menjadi semakin tinggi bukanlah karena proses belajar, dan oleh karena itutidak dapat disebut sebagai proses belajar.
3)      Hasil belajar relatif menetap
Hasil belajar relatif menetap, dan tidak berubah-ubah. Perubahan tingkah lakuyang sifatnya relatif tidak menetap, bukanlah karena proses belajar. Orang setiap kalidapat berubah. Perubahan-perubahan demikian, tidak sama dengan perubahan- perubahan dalam belajar. Oleh karena itu, tidak semua perubahan yang ada pada diriseseorang dianggap sebagai hasil belajar. Hanya perubahan-perubahan tertentu sajayang memenuhi syarat untuk disebut sebagai belajar.
TUJUAN BELAJAR
Paling tidak adaempat alasan mengapa tujuan belajar ini perlu dirumuskan oleh pembelajar. Pertama, agar ia mempunyai arah dalam berkreativitas belajar. Kedua,  agar ia dapat menilai seberapa target belajar telah ia capai atau belum. Ketiga, agar waktu dan tenaganya tidak tersita untuk kegiatan selain belajar.Tujuan belajar dalam hubungannya dengan perubahan tingkah laku. Salah satu ciri belajar pada diri seseorang adalah terdapatnya perubahan tingkahlaku pada dirinya. Adanya perubahan tingkah laku ini menjadikan seorang pembelajar  berubah dari suatu kondisi ke kondisi tertentu. Perubahan tingkah laku dalam diri pembelajar umumnya dapat diamati (obsevable). Oleh karena itu, ketika pembelajar mau mengadakan aktivitas belajarnya, perlu merumuskan tujuan belajar buat dirinya sendiri. Dalam merumuskan tujuan belajar yang terkait dengan perubahan tingkah laku ini, seseorang pembelajar pertama kali haruslah mengenali mengenai dirinya sendiri. Pengenalan terhadap dirinya sendiri ini sangat penting guna merumuskan kebutuhan kebutuhan belajarnya. Pengenalan mengenai diri sendiri ini juga bisa terhindar dari mempelajari sesuatu yang sudah dikuasai, disamping dapat terhindar juga darimempelajari sesuatu yang tidak dimaksudkan untuk dipelajari. Tujuan belajar yang dikaitkan dengan perubahan tingkah laku ini mengandungunsur-unsur sebagai berikut: a. Jelas siapa yang berubah (dalam hal ini adalah pembelajar sendiri, dan bukan pengajar). b. Jelas perubahannya, dari tidak bisa sesuatu menjadi bisa sesuatu.

3.      SIMPULAN
Ada berbagai pandangan atau teori belajar yang sangat berpengaruh terhadap berkembangnya pandangan dan konsep tentang belajar diantaranya: behaviorisme, kognitivisme, teori psikologi Sosial, dan teori belajar Gagne. Meskipun terdapat penekanan yang berbeda, namun kesamaannya terutama adalah bahwa belajar merupakan proses internal yang kompleks, yang melibatken seluruh mental pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan materi yang dipaparkan diatas belajar merupakan hal yang bisa dikembangkan dengan kemampuan diri sendiri. Maksudnya dalam belajar kita harus mampu membawa diri kita sendiri dalam mengembangkan ke tingkat pembelajarn yang sesuai sehingga kita mampu dalam menyerap semua materi yang ada.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar