A.
Pendahuluan
Kata
belajar mungkin tidak asing bagi kita karena istilah ini umum digunakan dalam
keseharian. Dengan upaya mendapatkan informasi, pengetahuan, ketrampilan baru yang
belum diketahui atau untuk memperluas pengetahuan tentang sesuatu yang
sebelumnya dimiliki.
Meskipun
istilah belajar tidak asing lagi bagi
kita, namun dipandang perlu untuk mengkaji kembali secara lebih mendalam agar
dapat menemukan makna dari belajar sekaligus mengklarifikasi kegiatan-kegiatan
dalam belajar sudah sesuaikah dengan hakikat belajar yang sesungguhnya,
terutama mengacu pada paradigm pembelajaran yang telah kita bahas dalam bab
selanjutnya. Oleh sebab itu, pada bagian ini anda diajak untuk membahas hakikat
dan cirri-ciri belajar dimulai dari pengertian belajar, tujuan, prinsip-prinsip
belajar dan implikasi prinsip-prinsip beljar dalam pembelajaran.
1. Menjelaskan
pengertian belajar.
2. Membedakan
pengertian belajar menurut beberapa aliran.
3. Menguraikan
tujuan belajar.
4. Memberikan
contoh implementasi tujuan belajar pada kegiatan pembelajaran.
5. Menganalisis
implikasi prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran.
2.
MATERI
PENGERTIAN BELAJAR
Dalam pengertian
yang umum atau populer, belajar adalah mengurupulkan sejumlah pengetahuan.
Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang
sekarang ini dikenal dengan guru. Dalam belajar, pengetahuan
tersebutdikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak. Orang
yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak
belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai
orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang
sebagai orang yang tidak belajar. Seorang murid yang sedang mengerjakan
tugas-tugasmatematika biasa disebut sedang belajar. Orang yang sedang menimba
pengetahuan pada bangku sekolah lazim juga dikenal sebagai pelajar. Bahkan
orang yang banyak menguasai ilmu pengetahuan lazim dikenal dengan kaum
terpelajar. Singkat perkataan, belajar dalam pengertian umum atua populer
adalah suatu upaya yang dimaksudkanuntuk menguasai sejumlah pengetahuan.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui
pengalaman.(leaming is defined as the modifkation or strengthening of behavior
throughexperincing). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapilebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasillatihan, melainkan perubahan kelakuan. Pengertian
ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang mengatakan
bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah
latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, danseterusnya. Sejalan
dengan perumusan diatas, ada pula tafsisan lain tentang belajar, yang
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan dengan pengertian pertama,
maka jelas,tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku,
hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengeritan ini menitik beratkan
pada interaksi antaraindividu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah
terjadi serangkaian pengalaman belajar. William Burton mengemukakan bahwa
: A good leaming situation consist of arkh and baried series of leaming
experiences unified around a vigorous purpose, andcarried on in interaction
with a rkh, varried and provocative environment. Dari pengertian-pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :a. Situasi belajar harus bertujuan dan
tujuan-tujuan itu diterima baik oleh masyarakat.Tujuan merupakan salah satu
aspek dari belajar. b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak
sendiri.c. Di dalam mencapai tujuan itu, siswa senantiasa akan menemui
kesulitan, rintangan-rintangan dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan.d.
Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.e. Proses belajar
terutama mengerjakan hal-hal yang sebenamya. Belajar apa yangdiperbuat dan
mengerjakan apa yang dipelajari.f.Teori belajar selalu bertolak dari sudut
pandangan psikologi belajar tertentu.Dengan berkembangnya psikologi dalam
pendidikan, maka berbarengan dengan itu bermunculan pula berbagai teori
tentang belajar. Justru dapat dikatakan, bahwa dengantumbuhnya pengetahuan
tentang belajar, maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang secara
pesat. Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan di jaman mutakhir ini
muncullah secara beruntun aliran psikologi pendidikan masing-masingyaitu :-
Psikologi behavioristik - Psikologi kognitif - Psikologi
humanistik
a.
Psikologi Behavioristik
Menurut pandangan
ini, belajar dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari lingkungan. Guru
mengkondisikan sedemikian sehingga pembelajar atau siswa mau belajar.
Mengajar dengan demikian dilaksanakan dengan kondisioning, pembiasaan,
peniruan. Hadian dan hukuman sering ditawarkan dalam mengajar dan belajar
demikian. Kedaulatan guru dalam belajar demikian relatif tinggi, sementara
kedaulatan siswa sebalikya, relatif rendah.
b.
Psikologi Humanistik
Pandangan
humanistik ini merupakan anti tesa pandangan behavioristik. Dalam pandangan
demikian, belajar dapat dilakukan sendiri oleh siswa. Dalam belajar demikian
siswa senantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan
dari guru. Peranan guru dalam mengajar dan belajar demikian relatif rendah,
sementara kedaulatanguru relatif rendah.
c.
Psikologi Sosial
Pandangan ini
merupakan konvergensi dari pandangan behavioristik dan humanistik.
Menurut pandangan demikian belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi
dengan kontrolinstrumental yang berasal dari lingkungan. Oleh karena itu,
metode belajar yang cocok dalam pandangan ini adalah eksperimentasi.
d.
Teori Belajar Gagne
Gagne
mengkategorikan taksonomi hasil belajar dalam lima komponen, yaitu: informasi
verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan
motorik. Ia mengatakan, hal tersebut dikarenakan atas asumsi bahwa hasil
belajar yang berbeda tersebut memerlukan kondisi belajar yang berbeda
pula.Artinya, untuk membangun strategi kognitif siswa memerlukan kondisi
berbeda dengan ketika kita ingin membangun sikap atau keterampilan motorik. Hal
kedua dari teorinya Gagne adalah kondisi belajar khusus (specifik learning
condition). Ia menekankan bahwa sangatlah penting untuk mengkategorisasikan
tujuan pembelajaran sesuai dengan tipe hasil belajar, alias taksonomi seperti
dijelaskan di atas. Dengan cara seperti ini guru/tutor/dosen dapat merancang
pembelajarannya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Ia juga
menekankan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, harus
sangat-sangat memperhatikan kondisi khusus (critical condition) yang harus
disiapkan untuk mencapai itu.
CIRI - CIRI
BELAJAR
Sebagaimana
disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya pengalaman. Oleh karena itu, ada sejumlah ciri belajar yangdapat
dibedakan dengan kegiatan-kegiatan lain selain belajar. Pertama,
belajar dibedakan dengan kematangan. Kedua, belajar dibedakan dengan
perubahan kondisifisik dan mental. Ketiga hasil belajar bersifat relatif
menetap. Berdasarkan pengertian belajar diatas maka pada hakikatnya "belajar
menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu
berkat pengalamannyayang berulang-ulang, dan perubahan tingkah taku tersebut
tak dapat dijelaskan atasdasar kecendrungan-kecendrungan respon bawaan,
kematangan atau keadaan temporer dari subjek (misalnya keletihan,
dsb)".
1)
Belajar berbeda dari kematangan
Kematangan
adalah sesuatu yang dialami oleh manusia karena perkembangan- perkembangan
bawaan. Tanpa melalui aktivitas belajarpun, pada saat tertentu, orang akan
mengalami kematangan. Oleh karena itu, kematangan akan dialami olehseseorang,
meskipun ia sendiri tidak mensengaja. Kematangan yang ada pada diriseseorang
juga bukan karena satu upaya yang dilakukan oleh orang lain (misalnya
sajaguru).Kematangan umumnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan pada
diriseseorang, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Adanya perubahan pada
diriseseorang semisal dari belum bisa berjalan pada umur tertentu menjadi bisa
berjalan pada umur selanjutnya, tidaklah akibat dari aktivitas belajar.
Demikian juga, dariseseorang belum bisa berbkara kemudian menjadi bisa
berbkara, juga bukan karenaaktivitas belajar melainkan karena adanya proses
kematangan. Berbeda dengan belajar,ia adalah suatu proses yang disengaja dan
secara sadar. Belajar adalah suatu aktivitasyang dirancang, atau sebagai akibat
interaksi antara individu dengan lingkungannya.
2)
Adanya perubahan kondisi fisik dan mental
Belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang disengaja. Perubahan tersebut bisa berupa
dari tidak talm menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti,dari tidak
dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengedakan sesuatu, darimemberikan
respon yang salah atas stimulus-stimulus ke arah memberikan respon
yang benar. Berarti perubahan fisik dari kecil menjadi besar, dari kurus
menjadi gemuk, dan pendek menjadi semakin tinggi bukanlah karena proses
belajar, dan oleh karena itutidak dapat disebut sebagai proses belajar.
3)
Hasil belajar relatif menetap
Hasil belajar
relatif menetap, dan tidak berubah-ubah. Perubahan tingkah lakuyang sifatnya
relatif tidak menetap, bukanlah karena proses belajar. Orang setiap kalidapat
berubah. Perubahan-perubahan demikian, tidak sama dengan
perubahan- perubahan dalam belajar. Oleh karena itu, tidak semua perubahan
yang ada pada diriseseorang dianggap sebagai hasil belajar. Hanya
perubahan-perubahan tertentu sajayang memenuhi syarat untuk disebut sebagai
belajar.
TUJUAN BELAJAR
Paling
tidak adaempat alasan mengapa tujuan belajar ini perlu dirumuskan oleh
pembelajar. Pertama, agar ia mempunyai arah
dalam berkreativitas belajar. Kedua,
agar ia dapat menilai seberapa target belajar telah ia capai atau
belum. Ketiga, agar waktu dan tenaganya tidak tersita untuk kegiatan
selain belajar.Tujuan belajar dalam
hubungannya dengan perubahan tingkah laku. Salah satu ciri belajar pada
diri seseorang adalah terdapatnya perubahan tingkahlaku pada dirinya. Adanya
perubahan tingkah laku ini menjadikan seorang pembelajar berubah dari suatu kondisi ke kondisi
tertentu. Perubahan tingkah laku dalam diri pembelajar umumnya
dapat diamati (obsevable). Oleh karena itu, ketika pembelajar mau
mengadakan aktivitas belajarnya, perlu merumuskan tujuan belajar buat dirinya
sendiri. Dalam merumuskan tujuan belajar yang terkait dengan perubahan tingkah
laku ini, seseorang pembelajar pertama kali haruslah mengenali mengenai dirinya
sendiri. Pengenalan terhadap dirinya sendiri ini sangat penting guna merumuskan
kebutuhan kebutuhan belajarnya. Pengenalan mengenai diri sendiri ini juga bisa
terhindar dari mempelajari sesuatu yang sudah dikuasai, disamping dapat
terhindar juga darimempelajari sesuatu yang tidak dimaksudkan untuk dipelajari.
Tujuan belajar yang dikaitkan dengan perubahan tingkah laku ini mengandungunsur-unsur sebagai berikut: a. Jelas siapa
yang berubah (dalam hal ini adalah pembelajar sendiri, dan
bukan pengajar). b. Jelas
perubahannya, dari tidak bisa sesuatu menjadi bisa sesuatu.
3.
SIMPULAN
Ada
berbagai pandangan atau teori belajar yang sangat berpengaruh terhadap
berkembangnya pandangan dan konsep tentang belajar diantaranya: behaviorisme,
kognitivisme, teori psikologi Sosial, dan teori belajar Gagne. Meskipun
terdapat penekanan yang berbeda, namun kesamaannya terutama adalah bahwa
belajar merupakan proses internal yang kompleks, yang melibatken seluruh mental
pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan materi yang dipaparkan diatas belajar merupakan hal yang bisa dikembangkan dengan kemampuan diri sendiri. Maksudnya dalam belajar kita harus mampu membawa diri kita sendiri dalam mengembangkan ke tingkat pembelajarn yang sesuai sehingga kita mampu dalam menyerap semua materi yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar